Kabar Nusantara - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Kanker Anak 2025-2029 sebagai bagian dari Rencana Kanker Nasional 2024-2034, bertepatan dengan Hari Kanker Anak Sedunia (International Childhood Cancer Day) yang jatuh pada 15 Februari 2025.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat peluncuran tersebut pada Kamis (20/2/2025) menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan layanan kanker anak di Indonesia.
Ia juga menekankan bahwa penanganan kanker anak harus dilakukan dengan pendekatan kolaboratif dan berkelanjutan, melibatkan tenaga medis, komunitas, serta dukungan finansial yang lebih luas.
RS Kanker Dharmais sebagai pusat kanker nasional diharapkan menjadi model dalam inovasi layanan kanker, termasuk dalam upaya mendekatkan akses pengobatan ke seluruh daerah di Indonesia.
“Kita ingin agar RS Kanker Dharmais tidak hanya melayani pasien BPJS, tetapi juga menarik pasien yang mampu secara finansial untuk berobat di sini. Dengan begitu, biaya yang masuk bisa membantu pembiayaan pasien kanker anak yang kurang mampu,” ujar Menkes Budi.
Ia mengapresiasi peran komunitas dan keluarga dalam mendukung anak-anak yang berjuang melawan kanker. Menghadapi kanker bukan hanya soal pengobatan medis, tetapi juga dukungan psikososial yang kuat.
Pasien kanker anak, kata Menkes Budi membutuhkan dukungan dari komunitasnya. Harus ada ruang bagi keluarga dan komunitas untuk terlibat, berbagi pengalaman, dan memberikan dukungan moral kepada pasien serta keluarga mereka.
Sebagai bagian dari upaya ini, Menkes Budi mendorong penyediaan fasilitas yang lebih ramah komunitas, termasuk ruang interaksi yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga pasien dan komunitas pendukung.
Pada peluncuran RAN Kanker Anak 2025-2029, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan angka kesembuhan kanker anak di Indonesia, dari saat ini sekitar 24 persen menjadi lebih dari 50 persen.
“Kita ingin lebih banyak anak Indonesia yang bisa sembuh dari kanker dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Untuk itu, kita harus bekerja bersama, pemerintah, rumah sakit, komunitas, dan masyarakat,” kata Menkes.
Langkah ini merupakan strategi komprehensif dalam pengendalian kanker pada anak di Indonesia, sekaligus wujud nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan akses layanan kesehatan bagi anak-anak penderita kanker.
Sementara itu, kasus kanker anak juga menjadi perhatian utama. Pada 2020, terdapat sekitar 11.156 kasus baru kanker pada anak usia 0-19 tahun. Leukemia menjadi jenis kanker paling banyak diderita anak-anak dengan 3.880 kasus (34,8 persen).
Kemudian diikuti kanker getah bening (limfoma) dan kanker otak, masing-masing dengan sekitar 640 kasus (5,7 persen).
Direktur Utama RS Kanker Dharmais menegaskan komitmennya dalam meningkatkan layanan kanker anak melalui peningkatan fasilitas dan kolaborasi lintas sektor.
“Pembangunan fasilitas baru ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memberikan layanan yang lebih nyaman dan berkualitas bagi pasien kanker, khususnya anak-anak pejuang kanker di Indonesia,” ujar dr. Soeko.
Ia menjelaskan bahwa pembangunan gedung baru RS Kanker Dharmais yang berlangsung selama dua tahun ini menghadapi berbagai tantangan, namun kini telah siap digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan bagi pasien kanker anak.
"Fasilitas baru ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kenyamanan pasien, tetapi juga mampu menarik lebih banyak pasien kanker, termasuk pasien dari luar negeri, untuk menjalani pengobatan di RS Kanker Dharmais," kata dr. Soeko.
RS Kanker Dharmais juga semakin memperkuat kolaborasi dengan berbagai rumah sakit dan organisasi dalam upaya meningkatkan akses layanan kanker anak di seluruh Indonesia.
Selain itu, RS Kanker Dharmais juga menggandeng organisasi profesi, yayasan kanker, dan komunitas peduli kanker anak untuk mendukung berbagai inisiatif, seperti pendampingan pasien dan keluarganya, serta penggalangan dana untuk obat-obatan yang sulit diakses.
Dengan peluncuran RAN Kanker Anak 2025-2029, serta penguatan fasilitas dan kolaborasi, RS Kanker Dharmais semakin siap dalam menghadapi tantangan kanker anak di Indonesia.