Iklan

,

Kemenhub Gandeng US-ASEAN Business Council Perkuat Ekosistem Transportasi Hijau dan Digital

Kabar Nusantara
Minggu, 19 Oktober 2025, 14.44 WIB Last Updated 2025-10-19T07:44:00Z


Kabar Nusantara - Jakarta, InfoPublik – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkuat kolaborasi internasional di sektor transportasi dengan menjalin kerja sama strategis bersama US-ASEAN Business Council (US-ABC). Pertemuan yang berlangsung di Kantor Pusat Kemenhub, Jakarta, Jumat (17/10/2025), ini menjadi langkah konkret memperluas investasi dan alih teknologi menuju sistem transportasi hijau dan berbasis digital.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua US-ABC Ambassador Brian McFeeters beserta perwakilan 21 perusahaan besar asal Amerika Serikat, seperti FedEx, Citibank, ExxonMobil, 3M, Google, Boeing, dan FordMotor. Agenda utama membahas arah kebijakan transportasi Indonesia 2025–2029 yang menitikberatkan pada penguatan logistik nasional, efisiensi energi, dan digitalisasi layanan transportasi.


“Kemenhub berkomitmen membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. Kami terbuka dan menyambut baik potensi kolaborasi yang dapat mempercepat pembangunan transportasi di Indonesia,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Ernita Titis Dewi.

Kolaborasi ini mencakup tiga prioritas utama, yakni membuka peluang investasi, memperkuat riset dan kajian kebijakan transportasi, serta menghadirkan program pelatihan dan magang bagi mahasiswa sekolah di bawah naungan Kemenhub. Upaya tersebut sejalan dengan Asta Cita butir ke-3, yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing industri nasional, serta butir ke-7 tentang pemerataan pembangunan ekonomi dan penguatan SDM.


Kemenhub menilai keterlibatan US-ABC dapat memperluas jejaring kerja sama internasional untuk mendukung peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penguasaan teknologi baru di sektor transportasi. Beberapa usulan yang mengemuka antara lain terkait penggunaan bahan bakar ramah lingkungan seperti metanol dan hidrogen, integrasi sistem digital logistik, serta peluang pengembangan industri komponen kendaraan dan pesawat dalam negeri.


Menurut Ernita Titis Dewi, tindak lanjut hasil pertemuan ini akan dibahas lebih teknis pada forum kerja sama lanjutan, termasuk penyusunan peta jalan implementasi bersama antara Kemenhub dan US-ABC. “Kami membutuhkan hasil kajian dari US-ABC mengenai area prioritas pengembangan sektor transportasi Indonesia dan di bagian mana mitra internasional dapat berperan,” ujarnya.


Kemenhub menilai langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam membangun transportasi nasional yang terintegrasi, hijau, dan tangguh secara ekonomi. Kebijakan ini juga mendukung Asta Cita butir ke-2 tentang pemerataan pembangunan dan industrialisasi hijau berbasis teknologi ramah lingkungan.


Pertemuan turut dihadiri oleh Wakil Menteri Perhubungan Suntana, Dirjen Perhubungan Laut M. Masyhud, Dirjen Integrasi Transportasi dan Multimoda Risal Wasal, Kepala Badan Kebijakan Transportasi Hermanta, Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan Djarot Tri Wardhono, serta para Staf Ahli Kemenhub.

Dengan kerja sama lintas sektor ini, Indonesia menegaskan komitmennya mempercepat transformasi transportasi berkelanjutan dan mendorong partisipasi global untuk menghubungkan Indonesia melalui sistem transportasi yang maju, aman, dan efisien.



Sumber