Kabar Nusantara – Tim KKN 29 Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) 2025 menginisiasi program pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi Pupuk Organik Cair (POC). Kegiatan ini bertujuan mengurangi pencemaran bau sekaligus meningkatkan pemanfaatan limbah ternak di Padukuhan Karangasem, Muntuk, Dlingo, Bantul yang dilaksanakan pada 11 Agustus 2025.
Padukuhan Karangasem memiliki aktivitas peternakan yang dijalankan sebagian warga sebagai usaha sampingan. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan sekitar 40% rumah tangga di setiap RT memelihara ternak, dengan rata-rata 2 ekor sapi, 3–5 ekor kambing, dan 10 ekor ayam per peternak. Sayangnya, sebagian besar kotoran ternak belum diolah sehingga menimbulkan pencemaran bau yang dapat mengganggu kenyamanan warga, khususnya yang tinggal dekat kandang. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya limbah ternak bagi kesehatan manusia dan lingkungan menjadi salah satu alasan pentingnya program ini.
Ketua Tim KKN 29, Muhammad Naufal Pradika, bersama penanggung jawab program kerja Eko Wahyuanto (Peternakan 2022) memimpin pelaksanaan kegiatan ini. Tim pelaksana terdiri dari sepuluh mahasiswa lintas jurusan: Naufal (Psikologi 2022), Fasma (Psikologi 2022), Fidyah (Psikologi 2022), Rafi (Manajemen 2022), Desty (Psikologi 2022), Balista (Teknologi Hasil Pangan 2022), Lidia (Teknologi Hasil Pangan 2022), Nurul (Teknologi Hasil Pangan 2022), Hanif (Pertanian 2022), dan Eko (Peternakan 2022).
Proses pembuatan POC menggunakan bahan utama kotoran ternak, air, EM4, dan molase. Alat yang digunakan meliputi galon, selang, wadah takaran, dan ember. Tahapan pembuatannya dimulai dengan menyiapkan seluruh bahan dan alat, memasukkan kotoran ternak ke dalam galon, lalu mencampurkan EM4, molase, dan air di ember. Setelah tercampur, larutan ini dimasukkan ke dalam galon berisi kotoran ternak, ditambahkan air hingga penuh, lalu ditutup rapat. Proses fermentasi dilakukan selama tiga minggu sebelum POC siap digunakan.
Dibandingkan pupuk kimia, POC memiliki banyak keunggulan. Selain mudah diproduksi, pupuk ini memiliki kandungan unsur hara lengkap, mudah diaplikasikan, ramah lingkungan, dan dapat diserap langsung oleh tanaman. POC juga membantu meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, mempercepat pelapukan bahan mineral, menyediakan makanan bagi mikroorganisme tanah, dan meningkatkan struktur tanah agar lebih gembur.
Menurut Naufal, “Program ini kami jalankan bukan hanya untuk mengolah limbah, tapi juga memberikan alternatif pupuk yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau bagi petani. Harapannya, warga bisa menerapkan metode ini secara mandiri dan berkelanjutan.”
Salah satu warga, Bapak Tukiyo, mengaku terbantu dengan adanya program ini. “Alhamdulillah, dengan adanya program pembuatan pupuk organik cair dari KKN Universitas Mercu Buana, masyarakat Karangasem merasa sangat terbantu dan berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesejahteraan warga di sini. Jika kotoran ternak dapat diolah menjadi pupuk cair, bau yang ditimbulkan pun berkurang dan pupuk ini bisa dipakai untuk tanaman. Jadi limbah tidak terbuang sia-sia.”
Selain itu, tim KKN 29 juga membagikan bahan baku seperti molase dan EM4 kepada warga agar mereka dapat langsung mempraktikkan pembuatan pupuk organik cair secara mandiri di rumah masing-masing.
Tim KKN 29 juga memberikan beberapa tips agar pembuatan POC berhasil, seperti memastikan kualitas bahan baku, menjaga perbandingan campuran yang tepat, serta menghindari paparan sinar matahari langsung selama proses fermentasi.