Kabar Nusantara - Komunitas Praktik (Community of Practice/CoP) JakSehat Dinas Kesehatan DKI Jakarta kembali menggelar talkshow bertajuk “Turunkan Berat Badan, Ringankan Masa Depan dari Diabetes Mellitus dan Penyakit Tidak Menular Lainnya,” Senin (10/11/2025). Kegiatan yang diadakan secara luring dan daring ini diikuti oleh lebih dari 400 peserta dari ASN, mahasiswa, kader kesehatan, dan masyarakat umum.
Kepala Dinas
Kesehatan DKI Jakarta, drg. Ani Ruspitawati, M.M, membuka acara dengan
menegaskan bahwa Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti obesitas dan diabetes,
masih menjadi beban kesehatan utama yang wajib mendapat perhatian serius. “PTM,
termasuk obesitas dan diabetes, terus meningkat dan menjadi penyebab utama
kematian. Upaya pencegahan harus dilakukan mulai dari diri sendiri dengan
menerapkan pola hidup sehat,” ujar Ani. Ia juga memandang CoP JakSehat sebagai wadah strategis
untuk berbagi praktik baik dan memperkuat gerakan hidup sehat di masyarakat.
Dalam talkshow,
empat narasumber lintas disiplin mengupas faktor risiko, pencegahan, dan
perubahan perilaku terkait obesitas dan diabetes. Juni Astaty Nainggolan, SKM,
M.Kes, menyampaikan fakta epidemiologi Jakarta, “Satu dari tiga orang dewasa di
Jakarta mengalami overweight atau obesitas. Ini masalah serius yang perlu
ditangani secara kolektif.” Dr. Mursida Syarifuddin, Sp.PD, FINASIM, memaparkan hubungan
obesitas dengan diabetes tipe 2, “Lemak berlebih menyebabkan resistensi
insulin, yang pada akhirnya memicu diabetes. Namun kondisi ini sangat bisa
dicegah dengan penurunan berat badan yang terukur.” Dr. Arti Indira, Mgizi, SpGK, FINEM,
mengingatkan pentingnya pola makan sehat yang realistis dan konsisten.
Sedangkan dr. Caleb Leonardo Halim, Sp.KO, menekankan peran aktivitas fisik,
khususnya latihan kardio dan beban, minimal selama 150 menit per minggu.
Talkshow ini
merupakan bagian dari program Challenge “Downgrade Ukuran Bajumu 3.0” yang
berlangsung sejak 6 Oktober hingga 16 November 2025, mendorong masyarakat
menjalankan aktivitas fisik dan pola makan sehat secara teratur serta mengikuti
pemeriksaan kesehatan berkala.
Widyaiswara dari
BPSDM DKI Jakarta sebagai pendamping CoP memberikan apresiasi tinggi terhadap
keberhasilan CoP JakSehat. Ia mengatakan, “Kegiatan ini tempat berbagi asset
pengetahuan yang berharga dan merupakan bagian dari manajemen pengetahuan yang
efektif dalam memperkuat kapasitas komunitas dan pelayanan kesehatan.” Dr.
Widiastuti, MKM, juga mengapresiasi kolaborasi ini sebagai contoh keberhasilan
penerapan Community of Practice yang mampu menggerakkan perubahan positif di
masyarakat.
Kepala Pusat Data
dan Informasi (Pusdatin) BPSDM DKI Jakarta, Andhika Karuniawan Ananda, yang
dihubungi secara terpisah, menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan CoP yang
berjalan dengan baik dan mendapatkan dukungan dari pimpinan. Ia menegaskan,
“Pendampingan BPSDM akan terus mendukung agar CoP ini semakin berkembang dan
berkelanjutan, sebagaimana komitmen kami untuk membangun budaya belajar dan
berbagi pengetahuan di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.”
Selain itu,
Syaifulloh, Konsultan dari PT Madep sebagai pendamping program ini di BPSDM DKI
Jakarta, menyebut bahwa enam siklus pengetahuan—identifikasi, pembuatan,
penyimpanan, berbagi, pemanfaatan, dan pengayaan—telah diterapkan dengan baik
di CoP JakSehat Dinkes DKI Jakarta. Menurutnya, siklus tersebut menjadi
kerangka penting dalam memastikan pengetahuan yang dihasilkan CoP benar-benar
berdampak positif dan berkelanjutan.
Program ini
mendapat dukungan kuat dari Dinas Kesehatan DKI dan mitra seperti PT Novo
Nordisk Indonesia untuk terus mengedukasi dan mendorong perubahan gaya hidup
sehat, sekaligus memperkuat sistem skrining kesehatan sebagai bagian dari
strategi menekan prevalensi PTM.
CoP JakSehat
menjadi ruang kolaborasi premium bagi tenaga kesehatan, ASN, komunitas, dan
masyarakat dalam memperkuat kapasitas penanganan PTM secara kolektif, dengan
antusiasme peserta yang terus meningkat sebagai bukti kesadaran masyarakat akan
pentingnya gaya hidup sehat demi masa depan yang lebih cerah.