Penulis : Nokaezra Mayestika Lexandria |
Kabar Nusantara - Dalam menjalankan sebuah usaha, penerapan prinsip-prinsip etika bisnis menjadi elemen krusial untuk menjaga kesinambungan perusahaan di berbagai bidang, termasuk di dalam perusahaan perdagangan. Etika bisnis diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut. Etika bisnis mendefinisikan tindakan yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, baik oleh individu maupun lembaga yang terkait dengan aspek moral dalam bisnis. Etika bisnis berfungsi sebagai panduan bagi pelaku usaha dalam menilai apakah suatu aktivitas bisnis dianggap etis atau tidak. Dalam aktivitas perdagangan, etika bisnis sangat penting terhadap pengambilan keputusan keberlangsungan usaha. Yang pertama etika sangat baik untuk membangun reputasi yang baik bagi perusahaan, kemudian perusahaan dapat terhindar dari hal hal yang tidak diinginkan seperti penipuan atau pelanggaran yang dapat menyebabkan masalah hukum dan kerugian finansial lalu etika juga dapat menjaga hubungan yang baik dengan berbagai pihak seperti karyawan, pemasok, pelanggan, serta mitra bisnis lainnya. Selain itu, etika bisnis juga mempengaruhi kepuasan konsumen. Ketika konsumen menyadari bahwa perusahaan beroperasi dengan moralitas dan tanggung jawab, mereka merasa lebih yakin dan puas dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Etika juga mencakup komunikasi yang terbuka dan nyata dengan konsumen, menjamin keamanan dan kerahasiaan informasi, serta memberikan solusi yang adil ketika ada masalah. Dengan menciptakan pengalaman positif bagi konsumen, perusahaan dapat menjalin hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan.
Perusahaan berkeyakinan bahwa prinsip bisnis yang baik didasarkan pada etika, yaitu bisnis yang menunjukkan kinerja unggul dan berkelanjutan sesuai dengan standar etika dan peraturan yang berlaku. Dalam dunia bisnis, etika dapat berfungsi sebagai standar dan pedoman bagi seluruh karyawan, termasuk manajer, dan sebagai acuan untuk menjalankan tugas sehari-hari dengan berlandaskan etika, kejujuran, transparansi, dan profesionalisme. Secara umum prinsip-prinsip yang ada dalam bisnis yang baik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Tanpa mengabaikan keunikan sistem nilai yang dimiliki setiap komunitas bisnis, Sonny Keraf (1998) telah mengidentifikasi beberapa prinsip etika dalam bisnis, khususnya:
Prinsip otonomi.
Otonomi mengacu pada sikap dan kemampuan individu dalam mengambil keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan persepsinya terhadap apa yang dianggap benar untuk dilakukan. Individu yang berdaya dalam dunia bisnis adalah mereka yang sadar sepenuhnya akan kewajibannya dalam konteks bisnis. Orang yang otonom mengetahui tindakan yang diambilnya, mempunyai kebebasan untuk melaksanakannya, namun juga bertanggung jawab atas akibat dari tindakan tersebut. Kesediaan untuk mengambil tanggung jawab merupakan ciri individu yang beretika. Orang yang beretika selalu siap untuk menjelaskan tindakannya. Dalam konteks bisnis, setiap bisnis yang independen diharapkan memiliki tanggung jawab moral dua arah: tanggung jawab moral terhadap diri sendiri dan tanggung jawab moral kepada semua pemangku kepentingan atau pihak terkait, seperti konsumen, distributor, investor, kreditor, karyawan, masyarakat umum, dan rekan bisnis.
Prinsip kejujuran.
Terdapat tiga aspek bisnis yang menyoroti pentingnya kejujuran sebagai faktor penting untuk mencapai kesuksesan, terutama dalam mempertahankan kelangsungan hidup jangka panjang dalam pasar yang kompetitif. Aspek ini adalah:
- Kejujuran memainkan peran penting dalam menegakkan ketentuan-ketentuan perjanjian dan kontrak. Ketika menandatangani kontrak, semua pihak secara inheren mempercayai satu sama lain, percaya bahwa setiap peserta jujur dalam komitmen mereka, serta berdedikasi untuk memenuhi kewajiban mereka.
- Kejujuran juga penting untuk memberikan barang dan jasa berkualitas dengan harga yang wajar. Dalam lanskap pasar yang sangat kompetitif saat ini, kepercayaan konsumen adalah faktor yang paling penting.
- Selain itu, kejujuran juga sangat penting dalam interaksi antar karyawan di dalam perusahaan. Integritas berfungsi sebagai fondasi dan kekuatan utama organisasi.
Prinsip keadilan.
Menurut prinsip keadilan, setiap orang harus diperlakukan secara sama berdasarkan aturan yang adil, kriteria yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan, dan tidak boleh ada pihak yang tidak adil.
Prinsip saling menguntungkan.
Dalam prinsip ini mengharuskan agar usaha dilakukan dengan cara yang memberikan keuntungan untuk semua pihak yang terlibat. Prinsip ini bisa mencerminkan esensi dan tujuan dari bisnis itu sendiri.
Prinsip integritas moral.
Prinsip ini lebih banyak diterapkan secara internal oleh pelaku bisnis atau perusahaan untuk menjalankan bisnis dengan tetap menjunjung tinggi reputasi perusahaan bisnis atau organisasi untuk menjalankan operasi dengan tetap menjaga reputasinya atau reputasi perusahaannya. Gagasan ini menjadi tuntutan dan sekaligus motivasi internal bagi para pelaku dan perusahaan untuk berprestasi dan membanggakan untuk dibanggakan.
Nama : Nokaezra Mayestika Lexandria
NIM : 202410170110133
Kelas : D
Program Studi : Akuntansi