Iklan

,

Pengembangan Desa Atsiri Jatijejer, Tim Pengabdian Masyarakat Gelar Studi Lapangan ke UB dan Baloga

Kabar Nusantara
Senin, 01 September 2025, 10.26 WIB Last Updated 2025-09-01T03:26:39Z


Kabar Nusantara - Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Universitas Surabaya (UBAYA) dan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) melaksanakan kegiatan Pembelajaran Lapangan ke Institut Atsiri Universitas Brawijaya Kota Malang dan Omah Atsiri BALOGA (Batu Love Garden) Kota Batu. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) Desa Jatijejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto sebagai desa atsiri pertama di Jawa Timur, yang saat ini memasuki tahun kedua pelaksanaan dengan skema pendanaan multi tahun.


Program ini mendapat support pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM), Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjend Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek).


Pembelajaran lapangan ini diikuti oleh Tim pengabdi yang terdiri dari dosen dari UBAYA dan UWKS, mahasiswa, serta perwakilan kelompok Tani, PKK, BUMDES dan Perangkat Desa Jatijejer. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperluas wawasan terkait pengelolaan minyak atsiri, mulai dari budidaya, pengolahan pascapanen, strategi hilirisasi produk berbasis atsiri hingga pemasarannya. Selain itu juga memberikan pengalaman untuk membesarkan lembaga hingga menjadi PUI-Agroindustri Atsiri tingkat nasional, rekrutmen SDM peneliti, kolaborasi dengan pemerintah provinsi, pemerintah daerah dan tempat wisata, serta kegiatan riset dan inovasi terkait pengembangan bibit unggul atsiri, penembangan alat pengolahan atsiri dan gambaran produk berbasis atsiri yang dapat diadopsi untuk menginspirasi Tim pengabdi.


Di Institut Atsiri Universitas Brawijaya (UB), peserta disambut dengan hangat oleh Prof. Dr. Drs. Warsito, M.S. selaku Ketua Institut Atsiri UB beserta staff. Selanjutnya mendapat pemaparan mengenai riset dan inovasi produk berbahan dasar minyak atsiri, termasuk penerapan teknologi modern dalam ekstraksi. Institut Atsiri UB merupakan Pusat Unggulan Iptek Nasional (PUI) yang ditetapkan oleh DIKTI sejak Desember 2015. Institut Atsiri bermula sebagai Pusat Riset dan Entrepreneurial Agroindustri Atsiri (PUREAA) sejak tahun 2011 yang terus berkembang dan telah mendapatkan berbagai pendanaan baik dari berbagai pihak. Institut Atsiri UB berperan penting dalam mengembangkan riset atsiri yang berorientasi pada hilirisasi dan komersialisasi. Sejumlah inovasi unggulan telah dihasilkan oleh Institut Atsiri UB, di antaranya kultivar nilam tetraploid, penggunaan peralatan pulse electric field untuk ekstraksi, penggunaan fraksinasi seperti rhodinol dan lain sebagainya. Institut Atsiri UB telah memproduksi dan menjual berbagai macam produk berbahan dasar minyak atsiri yang banyak digunakan oleh masyarakat, contohnya: pure and blend essential oil, hand sanitizer, hand soap, room freshner dan healthy care dengan merek dagang Natoria, serta parfum dengan merek dagang Briance. Prof. Dr. Drs. Warsito, M.S. berpesan untuk memperhatikan aspek keberlanjutan dan memberikan semangat kepada masyarakat desa Jatijejer.


Rangkaian kegiatan pembelajaran lapangan kemudian berlanjut ke Omah Atsiri BALOGA yang diresmikan pada Februari 2025 dan merupakan buah kerja sama antara Institut Atsiri Universitas Brawijaya, Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains & Teknologi (DIKST) UB, PT Brawijaya Multi Usaha, dan Jawa Timur Park Group. Di lokasi ini, peserta dapat melihat langsung sekitar 30 varietas tanaman atsiri dari 9 famili, yang dikelompokkan ke dalam tiga klaster: herbal, rempah-rempah, dan tanaman atsiri lainnya. Tak hanya itu, Omah Atsiri juga berfungsi sebagai pusat pelatihan kewirausahaan bagi UMKM, menyediakan akses teknologi serta pendampingan dalam pengembangan produk hingga pemasaran. Oleh karena itu, Omah Atsiri BALOGA bukan sekadar destinasi wisata edukasi biasa, namun dirancang sebagai wadah hilirisasi riset, pusat pelatihan masyarakat, sekaligus etalase produk inovasi berbasis atsiri.


Ketua Tim Pengabdian, Dr. apt. Marisca E.G., S.H., M.H., S.Farm., M.Farm-Klin. Menyampaikan bahwa kegiatan pembelajaran lapangan ini sebagai langkah penting untuk lebih memperdalam pengetahuan peserta. “Kami ingin agar masyarakat Jatijejer tidak hanya mampu menghasilkan minyak atsiri berkualitas sesuai standar, tetapi juga memiliki keterampilan dalam mengolah menjadi produk dan memasarkannya secara luas. Dengan begitu, desa dapat lebih mandiri secara ekonomi.” ujarnya. Tak lupa, Marisca sangat berterima kasih kepada Prof. Dr. Drs. Warsito, M.S. atas sharing ilmu dan pengalaman serta diskusi terkait pembuatan berbagai macam produk inovatif berbasis minyak atsiri yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.


Program pengembangan desa Jatijejer ini dirancang berlangsung selama tiga tahun. Fokus utama meliputi budidaya tanaman atsiri, proses penyulingan, hingga menghasilkan minyak atsiri yang diolah menjadi produk. Dengan adanya kegiatan pembelajaran lapangan ini, desa Jatijejer diharapkan menjadi semakin siap memberdayakan sumber daya yang tersedia di desa untuk menghasilkan berbagai macam produk berbasis minyak atsiri sehingga dapat mewujudkan desa atsiri pertama di Jawa Timur.


Kepala Desa Jatijejer, Akhmad Mujiono, yang ikut mendampingi kegiatan pembelajaran lapangan ini menyampaikan terima kasih kepada Ubaya, UWKS dan Kemdiktisaintek. “Kami atas nama Pemerintah Desa Jatijejer menyampaikan terima kasih kepada Tim pengabdian Ubaya, UWKS dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Kegiatan pembelajaran lapangan ini ini sangat bermanfaat bagi kami. Karena sesuai dengan program prioritas Pemerintah Desa Jatijejer. Saat ini kami sudah mulai mengembangkan wisata edukasi pertanian berbasis potensi tanaman serai, yang menjadi salah satu komoditas utama pertanian warga desa Jatijejer. Wisatawan melalui wisata edukasi bisa belajar budidaya tanaman serai mulai dari menanam hingga panen dan belajar pengolahannya hingga menjadi produk. Masyarakat banyak menggunakan serai sebagai bumbu dapur dan minuman kesehatan.” tuturnya.


Ketua BUMDES, Sugeng, merasakan dampak kegiatan pembelajaran lapangan ke Institut Atsiri UB dan Omah Atsiri BALOGA “Pembelajaran lapangan kali ini juga memberikan pengalaman berharga terkait bagaimana membangun sinergi antara akademisi, industri dan masyarakat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan melalui pengembangan komoditas strategis minyak atsiri. Kami juga mendapatkan pengetahuan pemasaran produk baik secara offline dan online.” pungkasnya.