Kabar Nusantara - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Federica Widyasari Dewi menekankan pentingnya literasi keuangan bagi para guru dan tenaga pendidik agar terhindar dari kasus pinjaman online (pinjol) ilegal.
Hal itu disampaikan saat memberikan sambutan dalam acara Training of Trainers (ToT) bagi Guru Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Auditorium Ki Hajar Dewantara, Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jakarta pada Senin (20/5/2024).
“Kami para regulator keuangan melakukan 3-4 kali pertemuan bahkan salah satunya pada forum Organisation for Economic Co-operation (OECD) menyatakan literasi keuangan lebih tinggi pengaruhnya terhadap kesejahteraan individu yang lebih baik dan semua negara punya fokus terhadap guru dan tenaga pendidik,” ujar Federica kepada InfoPublik pada Selasa (20/5/2024).
Kepala Eksekutif OJK yang akrab dipanggil Kiki itu juga mengungkapkan bahwa berdasarkan dari data survei independen, sebanyak 47 persen guru dan tenaga didik menjadi pinjol. Dengan data tersebut, maka OJK menjadikan guru sebagai satu dari sepuluh segmen prioritas dalam roadmap pengembangan edukasi dan literasi keuangan secara penuh.
“Karena itu, kita terpanggil untuk bagaimana kita merangkul guru-guru ini. Kita didik satu guru, satu kelas, satu sekolah akan menjadi well-literated. Jangan sekedar digital literated gampang akses kemana-mana, tapi nggak fully literate dalam hal ilmunya, nah itu juga bisa membuka kepada peluang menjadi korban dengan produk jasa keuangan yang nggak tepat untuk mereka," ungkap Kiki.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Guru Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Rahmadi Widiharto mengatakan melalui kegiatan ToT ini diharapkan dapat dapat meningkatkan literasi keuangan bagi para guru yang nantinya akan mengajaran pada murid-muridnya.
“Mudah-mudahan para peserta yang ada di sini baiknya secara luring maupun secara daring yang pesertanya cukup banyak ini nanti bisa memahami tentang tugas dan fungsi OJK dan juga bisa meningkatkan literasi keuangan putra-putri kita sebagai multiplier efek” ujar Rahmadi.
Rahmadi juga menambahkan bahwa dalam struktur Kurikulum Merdeka yang sedang diterapkan pemerintah kepada para siswa, terdapat juga projek penguatan profil belajar Pancasila. Projek ini memungkinkan anak untuk memahami literasi finansial dengan praktek menabung.
Salah satu episode Merdeka Belajar yang ke-15 adalah Kurikulum Merdeka. Di sana, Bapak-Ibu ada yang namanya proyek penguatan profil belajar Pancasila 20 persen. Proyek penguatan profil belajar Pancasila yaitu pemahaman tentang literasi finansial sangat dimungkinkan untuk bisa diintegrasikan dalam proyek ini. Bagaimana anak-anak praktek untuk bisa hidup beriman dan membangun kebiasaan menabung serta memahami arti kejujuran,” tambah Rahmadi.
Kegiatan ToT ini dihadiri oleh para guru SD dan MI di wilayah Jabodetabek baik secara langsung maupun bergabung secara daring. ToT sendiri dimeriahkan oleh pertunjukan tari dari para siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tegal Alur 20 Petang dan Talkshow dengan narasumber dalam bidang pendidikan dan keuangan yaitu Certified Financial Planner Melvin Mumpuni dan Guru SD sekaligus Content Creator Galih Sulistyaningra.
Selain itu dalam acara yang sama, dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Bank DKI dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sumpah Pemuda tentang pemanfaatan layanan jasa dan produk perbankan. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Ritel dan Syariah PT Bank DKI Henry Oktavianus dan Kepala Sekolah SMK Sumpah Pemuda Marali.