Iklan

,

BRIN Pertemukan Periset dan Industri untuk Manfaatkan Hasil Riset Inovasi Kesehatan

Jumat, 31 Mei 2024, 14.59 WIB Last Updated 2024-05-31T07:59:00Z


Kabar Nusantara - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mempertemukan para periset BRIN dengan para industri untuk meningkatkan pemanfaatan hasil riset dan inovasi di bidang kesehatan.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko dalam acara “Temu Bisnis Pemanfaatan Hasil Riset dan Inovasi Bidang Kesehatan” yang diselenggarakan di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo Lantai 3 Gedung BRIN Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (30/5/2024).


Handoko menyampaikan, latar belakang ditemukanya para periset bidang kesehatan yang ada di BRN dengan industri-industri yang bergerak di  bidang kesehatan, yakni karena pemanfaatan bahan baku obat di Indonesia masih memiliki banyak tantangan.


Ia juga mengungkapkan hampir tidak ada pengelolaan bahan baku obat yang ada di Indonesia, padahal bidang kesehatan adalah bidang yang termasuk penting selain bidang pangan. Sehingga untuk mengantisipasi dan menangani hal tersebut, pihaknya memberikan ruang untuk saling berkoordinasi dan membahas secara mendalam untuk memanfaatkan hasil riset di bidang kesehatan.


“Bidang kesehatan itu adalah bidang yang paling penting selain pangan di negara ini, tetapi kita yang paling ketinggalan dan paling challenging, jadi saya mengalami sendiri pada pandemi khususnya, itu seperti kepala digetok-getok setiap hari. Betapa negara ini tidak siap untuk mengatasi problem seperti ini. Kita jadi paham betapa bahan baku obat kita hampir nol,” ujar Handoko saat memberikan keynote speech pada acara Temu Bisnis tersebut.


Ia mengatakan, terdapat dua target diadakanya pertemuan bisnis yang mempertemukan periset BRIN dengan insutri tersebut. Target pertama adalah untuk meningkatkan jumlah industri farmasi yang masuk ke resource and development (rnd). Target kedua yakni untuk meningkatkan jumlah lisensi terkait hasil riset dan inovasi di bidang kesehatan, seperti alat kesehatan, obat, vaksin suoaya nantinya dapat dihilirkan ke farmasi.


“Kita targetkan dalam pertemuan temu bisnis antara periset dengan para industri, semoga semakin banyak industri farmasi yang mau masuk ke resource and development (rnd) itu yang nomor satu. Nomor dua, karena industru itu mungkin mendevelop produknya sendiri terkait bidang kesehatan tanpa melakukan rnd, jadi kita ingin meningkatkan jumlah lisensi dari hasil riset, baik itu alat kesehatan, obat, vaksin dan sebaginya yang bisa dihilirkan ke farmasi,” ujarnya.


Pantauan InfoPublik, peserta Temu Bisnis yang hadir di dalam ruang Auditoriu BRIN sangat antusisme ke beberpa stand yang terpasang di area acara. Stand yang digelar tersebut merupakan pemaparan hasil riset dan inovasi dari berbagai pusat yang ada di BRIN terkait kesehatan. Para perwakilan dari perusahaan atau industri kesehatan juga turut meramaikan acara  tersebut.


Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Roy Himawan, Deputi Bidang Pengawsan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Mohamad Kashuri.


Sumber