Kabar Nusantara - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi DKI Jakarta menggelar rapat koordinasi untuk mendukung pendampingan Komunitas Pembelajar Perangkat Daerah (CoP SKPD), bagian dari program Knowledge Management (KM) 2025. Acara ini berlangsung pada Jumat, (18/7/2025), pukul 13.30 WIB di Ruang Adaptif III, Gedung Dinas Teknis Lantai 6, Jalan Abdul Muis No. 66, Jakarta Pusat.
Rapat ini dihadiri oleh unsur BPSDM, Kepala Pusdatin, Andhika Karuniawan Ananda, S.E., M.M.. Para Widyaiswara, serta konsultan pendamping, yakni Syaifulloh sebagai Principle Consultant dan anggota konsultan, Didik Purwandanu, Deni Casmadi, dan Yossi Seianita, untuk menyusun strategi pendampingan CoP guna memperkuat implementasi pengelolaan pengetahuan di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Andhika memaparkan bahwa program KM telah mencapai sejumlah capaian penting, mulai dari sosialisasi KM kepada SKPD, pembentukan CoP, penerbitan SK untuk masing-masing SKPD, hingga penunjukan pendamping. “CoP SKPD kini aktif menggali tema-tema strategis seperti penyusunan KAK jasa konsultansi, pengelolaan PBB-P2, dan Barang Milik Daerah (BMD) untuk menghasilkan aset pengetahuan yang mendorong transparansi dan kinerja unggul,” ujar Andhika dengan penuh semangat.
Widyaiswara senior, Subejo menegaskan pentingnya kesabaran dalam pendampingan. “Kita perlu kesabaran agar CoP SKPD tetap bersemangat dan berkembang di fase awal ini,” katanya. Ima, mengusulkan pendekatan blended learning untuk mendukung fleksibilitas. “Dengan kombinasi sesi tatap muka dan daring, ASN dapat tetap terlibat meski jadwal padat,” jelasnya. Neny menambahkan bahwa komunikasi terstruktur diperlukan agar aset pengetahuan CoP menjadi rujukan berharga bagi SKPD lain.
Widiaiswara lainnya, yaitu; Helena, Radit, dan Yudhi memberikan masukan strategis untuk memperkuat pendampingan. Helena menekankan perlunya penguatan materi pendampingan. “Materi yang kokoh akan memastikan kesepahaman antarpendamping, sehingga CoP menghasilkan output yang konsisten dan berkualitas,” ujarnya. Radit menyoroti peran kunci pendamping. “Pendamping harus proaktif memfasilitasi diskusi untuk menciptakan aset pengetahuan yang berdampak nyata,” katanya. Yudhi mengusulkan fokus pada efisiensi. “Penugasan pendamping perlu diperkuat dengan pendekatan efektif dan efisien agar KM menghasilkan solusi praktis, seperti SOP yang langsung diterapkan,” tegasnya.
Principal Consultant, Syaifulloh, yang menjadi perwakilan jurubicara konsultan, menyampaikan peran strategis tim pendamping dalam mendukung CoP SKPD. “Kami telah menyiapkan modul komprehensif yang dirancang khusus untuk menjawab tantangan CoP, seperti membangun budaya berbagi pengetahuan. Modul ini dilengkapi alat evaluasi, seperti panduan penilaian Maturity Level dan template aset pengetahuan, yang memastikan pendampingan terstruktur dan berbasis data untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik,” ungkap Syaifulloh.
Konsultan lainnya, Didik Purwandanu, Deni Casmadi, dan Yossi Srianita, Fikri juga menambahkan bahwa modul ini akan mempermudah dalam proses pendampingan dan fokus kepada kebutuhan CoP SKPD, termasuk dalam menghasilkan aset pengetahuan yang sesuai dengan inovasi SKPD.
Andhika menutup rapat dengan nada optimistis. “Kami berharap jadwal pendampingan segera rampung agar CoP SKPD dapat berjalan optimal. Dengan pendampingan terarah, kami yakin Maturity Level CoP akan meningkat, menghasilkan aset pengetahuan yang memperkuat kinerja Pemprov DKI Jakarta,” tuturnya.
Melalui pertemuan ini, diharapkan tercipta kesamaan langkah dan pemahaman lintas perangkat daerah dalam membangun ekosistem pengelolaan pengetahuan yang berkelanjutan, relevan dengan kebutuhan, dan berdampak nyata terhadap peningkatan kinerja pelayanan publik, guna mendukung Jakarta sebagai kota global yang modern, adaptif, berdaya saing, dan berbudaya.