Iklan

,

OWSD Indonesia dan Sains untuk Kebijakan : Kontribusi Ilmuwan Perempuan pada Negeri

Selasa, 27 Mei 2025, 12.25 WIB Last Updated 2025-05-28T09:27:40Z

 


Kabar Nusantara - Organization for Women in Science for the Developing World (OWSD) Indonesia National Chapter bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Republik Indonesia menyelenggarakan Science for Policy Workshop for Women in Science Grassroots in Indonesia 2025, yang bertempat di Aula GRIT Research Center ITS, Surabaya. Acara ini didukung oleh International Network for Governmental Science Advice (INGSA)-Asia dan International Science Council Regional Focal Point for Asia and the Pacific (ISC RFP-AP) melalui program Grassroots Science Advice Promotion Awards 2024 pada Selasa, 27 Mei 2025.


Workshop yang mengusung tema “Empowering Indonesian Women in Science for Policy” ini mengundang narasumber yang luar biasa, salah satunya Dr. Markus Prutsch (Parlemen Eropa) sebagai penasihat kebijakan internasional. Workshop ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan jejaring ilmuwan perempuan Indonesia, khususnya dalam membangun koneksi antara ilmu pengetahuan dan kebijakan publik, serta mendorong partisipasi aktif mereka dalam pengambilan keputusan strategis di berbagai tingkatan pemerintahan dan masyarakat.


Kegiatan ini dibuka oleh Sri Fatmawati S.Si., M.Sc., Ph.D.,Presiden OWSD Indonesia, yang menekankan pentingnya ruang bagi ilmuwan perempuan dalam sains dan kebijakan. Prof. Nurul Widiastuti, S.Si, M.Si., Ph.D., selaku Wakil Rektor ITS Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS menyatakan komitmen ITS sebagai host institution OWSD Indonesia mendukung penuh OWSD Indonesia yang mendorong partisipasi aktif perempuan dalam STEM dan ekosistem riset yang inklusif dalam pengambilan keputusan berbasis sains.


Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi RI, menyampaikan sambutan bahwa ilmuwan perempuan harus diberdayakan sebagai aktor utama dalam membentuk kebijakan yang berbasis data dan berpihak pada masyarakat.


Prof. Nurul Widiastuti, Ph.D. (kiri) dan Sri Fatmawati Ph.D.  (kanan) sedang memberikan sambutan


Prof. Brian Yuliarto (Mendiktisaintek) memberikan sambutan dan dukungan dalam workshop ini


Prof. Stella Christie, Ph.D (tengah) sedang menyampaikan penjelasan pada sesi pleno


Pada sesi pleno, Prof. Stella Christie, Ph.D., Wakil Menteri Diktisaintek RI, menyampaikan pentingnya evidence-based policy. Ia menekankan bahwa “Riset ilmiah justru mempercepat proses pengambilan keputusan dan menyarankan dibangunnya portal kepakaran untuk memperkuat hubungan antara peneliti dan pembuat kebijakan.”


Sesi selanjutnya pada Science Policy Workshop disampaikan oleh Prof. Dr. Eng. Yudi Darma, M.Si., Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Saintek, Ditjen Sains dan Teknologi, Kemendiktisaintek, yang menyoroti lemahnya output inovasi Indonesia meskipun posisi Global Innovation Index meningkat. Ia menegaskan perlunya transformasi ekosistem saintek melalui kolaborasi pentahelix dan penguatan literasi sains publik.


Dr. Yanuar Nugroho, pakar sains dan kebijakan publik, menjelaskan bahwa Science-policy interface adalah ruang dialog antara ilmuwan dan pembuat kebijakan. Ia memaparkan tiga pendekatan komunikasi sains yang efektif: diseminasi, dialog, dan ko-produksi, serta menekankan pentingnya kejelasan, relevansi, dan ketepatan waktu dalam menyampaikan bukti ilmiah.


Dari perspektif internasional, Dr. Markus Prutsch (European Parliament) membagikan pengalaman Uni Eropa dalam membangun mekanisme science advice yang inklusif dan mendukung keterlibatan aktif ilmuwan perempuan dalam proses legislasi.


Prof. Yudi Darma (kiri) dan Dr. Yanuar Nugroho (kanan) pada sesi pemberian cenderamata setelah pemaparan


Dr. Markus Prutsch sedang menyampaikan penjelasan materi


Acara ditutup dengan sesi Action Plan Workshop oleh member OWSD Indonesia dan peserta workshop yang membahas studi kasus kebijakan lokal serta peluang strategis peran perempuan dalam sains mengenai produksi pengetahuan serta sains dan kebijakan sumber daya alam dan lingkungan. Sesuai tujuannya, workshop ini dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan berbasis sains serta memperkuat ekosistem riset dan inovasi nasional yang inklusif, kolaboratif, dan responsif terhadap tantangan zaman. Ilmuwan perempuan berperan strategis dalam mendorong kebijakan yang berpihak pada masyarakat melalui pendekatan berbasis data.