Kabar Nusantara - Di awal tahun 2025 ini tentu diharapkan semakin berkembangnya kemajuan dalam segala bidang. Begitu pun dengan perkembangan globalisasi yang semakin pesat masuk ke dalam segala aspek kehidupan kita. Terutama pada generasi Z yang lebih mendahulukan tren dan gaya hidup seperti budaya orang luar yang mereka anggap lebih maju dan keren. Melalui smartphone segala pengaruh tersebut dengan mudah masuk melalui kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi smartphone sudah dapat diakses oleh siapa saja untuk mendapatkan informasi dari seluruh dunia.
Hal inilah yang menyebabkan hilangnya norma sopan santun dari generasi Z yang merupakan kelahiran tahun 1997 hingga tahun 2012.
Adapun contoh kasus yang paling sering terjadi seperti :
- Masuknya budaya asing seperti K-pop yang mempengaruhi perilaku mereka.
- Terjadinya kasus bullying di sekolah karena dipengaruhi oleh budaya barat.
- Kurangnya rasa hormat kepada orang tua, guru ataupun teman sebaya akibat sering mendengar gaya bicara dari budaya lain.
- Lebih memilih menggunakan pakaian terbuka ataupun jeans yang merupakan budaya pakaian orang luar dari pada menggunakan pakaian lokal agar terlihat gaul.
- Menggunaan bahasa kasar dan ujaran kebencian di media sosial dan kehidupan sehari-hari.
- Rasa sulit untuk berempati dengan orang lain karena terpengaruh pergaulan yang buruk.
Penggunaan smartphone di kalangan remaja terutama Gen Z terus meningkat. Pada 2020, sebanyak 34,63% remaja berusia 13-18 tahun sudah menggunakan smartphone, dan sekitar 50% di antaranya menggunakan ponsel pintar tersebut untuk aktivitas media sosial. Apabila penggunaan smarthphone ini terus meningkat akan berdampak besar bagi perilaku gen Z karena terpengaruh budaya asing yang mereka terima.
Gen Z lebih gemar membuka aplikasi seperti tiktok, instagram, ataupun X untuk mencari topik yang sedang hangat dibicarakan. Meskipun aplikasi tersebut memiliki manfaat yang positif akan tetapi lebih sering yang muncul adalah dampak negatifnya. Pemanfaatan yang kurang bijak itulah yang menyebabkan gen Z terbawa arus globalisasi.
Salah satu sisi positif perkembangan smarthpone mempermudah mengakses berbagai informasi yang bermanfaat yang sangat membantu perkembangan dalam dunia pendidikan, namun justru gen Z malah cenderung lebih suka melihat konten-konten tidak mendidik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal. Hal ini juga dipengaruhi oleh para influencer yang mencontohkan perilaku buruk dan diikuti oleh para pengikutnya yaitu gen Z.
Gen Z diharapkan bisa menyaring dampak dari globalisasi dengan membuang perilaku yang negatif untuk mengambil hal positifnya. Karena sebagai generasi Z budaya Indonesia harus tetap kita lestarikan di tengah gempuran globalisasi, Indonesia dikenal dengan budaya yang ramah, sopan santun dan toleransi yang tinggi. Semenarik apapun budaya asing kita tetaplah Indonesia yang memiliki Pancasila. Norma kesopanan sangat penting untuk kita terapkan di kehidupan bermasyarakat.
Penulis : Nazwa Septi Aini Lubis