Iklan

,

Matahari Lockdown, Bahaya Bagi Penduduk Bumi

Kabar Nusantara
Senin, 18 Mei 2020, 12.49 WIB Last Updated 2020-05-18T05:49:48Z
Stasiun Angkasa Luar Internasional terbang di dekat matahari. (NASA)
Kabar Nusantara - Matahari akan mengalami periode lockdown (penguncian diri). Menurut para ahli ini akan menyebabkan udara dingin, gempa bumi dan kelaparan bagi umat manusia di bumi. Para ahli menyakini sekarang ini tata surya kita akan memasuki periode 'minimum matahari' yang berarti aktivitas di permukaan matahari telah turun secara drastis. Tata surya akan mengalami 'resesi' sinar matahari yang dibuktikan dari telah menghilangnya bintik matahari.

Menurut Tony Philips, seorang astronom, solar minimum sedang berlangsung dan ini sangat dalam. "Hitungan Sunspot, ini adalah salah satu yang terdalam abad ini. Medan magnet matahari menjadi lemah, memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya," ujar Astronom Tony Philips, seperti dilansir dari New York Post, 

"Kelebihan sinar kosmik akan menimbulkan bahaya kesehatan bagi astronot dan pelancong udara kutub utara, memengaruhi elektro-kimia atmosfer atas bumi, dan membantu memicu petir." Para ilmuwan NASA khawatir ini akan mengulangi periode Dalton Minimum, yang terjadi pada 1790 dan 1830. Ketika itu bumi mengalami periode dingin yang brutal, kehilangan panen, kelaparan dan letusan gunung berapi yang kuat.

Pada periode itu suhu merosot hingga 2 derajat celcius selama 20 tahun, menghancurkan produksi pangan dunia. Pada 10 April 1815, terjadi letusan gunung berapi terbesar kedua dalam 2.000 tahun. Letusan tersebut terjadi di Gunung Tamboro, Nusa Tenggara Barat, yang menewaskan 71.000 orang. Pada 1816, terjadi periode yang dijuluki Tahun Tanpa Musim Panas atau ngetren dengan nama delapan belas ribu dan membeku hingga mati, ketika salju turun di Juli. Sejauh ini matahari telah mengalami 'kosong' tanpa bintik matahari 76% dari waktu itu, angka ini turun sedikit dari tahun lalu di mana kekosongannya mencapai 77%. (Sumber CNBC)