Iklan

,

Sejarah Perjalanan Hidup Agung Hercules Hingga Wafatnya Artis Binaragawan

Kabar Nusantara
Minggu, 04 Agustus 2019, 13.41 WIB Last Updated 2019-08-04T06:41:43Z


Masa Kecil Agung Hercules terlahir sebagai Agung Santoso di Malang pada 9 Februari 1968. Dulunya Agung anak kecil yang kurus. Agus Hercules memang hobi menyanyi hingga bergabung di orkes melayu di kabupaten malang untuk mengisi acara bernyanyi berkeliling daerah bersama orkes melayu di Malang. Hal ini yang membangun talenta Agung Hercules menjadi bisa menyanyi dan memiliki jiwa intertain sehingga bisa sukses ke jakarta sebagai artis nasional. Perjalanan karir Agung hercules tidaklah mudah banyak tahapan dan lika liku yang harus di hadapai.


Bukan sekadar hobi, cabang binaraga digeluti Agung dengan serius dan tampil di berbagai ajang perlombaan. Bahkan, Agung pernah menempati peringkat 6 di ajang Pra Pekan Olah Raga Nasional (PON) 1998. Akan tetapi, Agung kemudian memutuskan tidak melanjutkan karier sebagai atlet. “Saingan saya waktu itu berat-berat semua. Akhirnya, saya berhenti di tingkat pra PON,”

Hercules Menuju Karir

Agung merantau ke ibu kota setelah itu. Ia sempat menjadi instruktur kebugaran di Jakarta. Pria kekar berambut panjang ini bersahabat dengan Ade Rai, salah satu binaragawan paling terkenal di tanah air, dan kerap melakukan latihan bersama.

Jalan menuju dunia hiburan bagi Agung mulai terbuka ketika pada 1999 ia mendapat tawaran untuk terlibat dalam sinema televisi bertajuk Saras 008 yang mengkisahkan tentang aksi remaja perempuan yang menjadi superhero lokal. Dikutip dari KapanLagi pada 4 Maret 2015, Agung Hercules kala itu memerankan karakter Milky Man, pahlawan super laki-laki yang berjuang bersama Saras 008. Milky Man pertama kali muncul saat menyelamatkan Saras yang diceritakan hampir kehilangan nyawa.

Agung kembali menunjukkan aksinya di layar kaca dalam serial Panji Manusia Milenium (2000) yang dibintangi Primus Yustisio, serta beberapa sinetron lainnya: Putih Abu-Abu (2012), Cinta RockStar (2013), Haji Medit (2013), Samson dan Dahlia (2015), Asisten Rumah Tangga (2016), I Love Jinny (2016), Gali Lobang Tutup Lobang (2017), dan Dia (2017). Selain itu, ada dua judul Film Televisi (FTV) yang melibatkan peran Agung, yakni Ada Apa Dengan D (2015) dan TV Movie: 3 Jomblo (2017). Ia pun kerap tampil dalam sejumlah acara televisi seperti Sketsa, Tahan Tawa, Pasahur, Mission X, Pesta Sahabat, serta Adu Kuat, selain membintangi sejumlah iklan. Agung hadir pula dalam film layar lebar, sebut saja Test Pack: You're My Baby (2012), Bangun Lagi Dong Lupus (2013), Comic 8 (2014), Mengejar Malam Pertama (2014), Youtubers: The Movie (2015), Comic 8: Casino Kings Part 1 (2015), Jagoan Instan (2016), Comic 8: Casino Kings Part 2 (2016), hingga Partikelir (2018). Seabrek pengalaman ini memberi kesempatan bagi Agung Hercules untuk berinteraksi sekaligus menimba ilmu dari pelaku seni peran ternama macam Reza Rahadian, Acha Septriasa, Meriam Bellina, Deddy Mizwar, Dede Yusuf, Indro Warkop, dan masih banyak lainnya.

Dengan modal dan kemampuan seadanya, Agung lantas membuat sendiri video klip lagu Astuti, tetapi lagi-lagi kurang populer lantaran tidak ada dana untuk mempromosikannya ke televisi.

Meskipun akhirnya kesejahteraan ekonomi Agung meningkat berkat kiprahnya di panggung hiburan, namun ia tidak lantas hidup berfoya-foya. Apa yang didapatnya selama ini harus bisa menjadi investasi untuk masa depan. Maka, ia pun memutuskan terjun ke ranah usaha dengan berjualan bakso. Bakso Barbel, begitu label bisnis bakso milik Agung Hercules yang mulai dijalankan sejak tahun 2014. Barbel memang kadung lekat dengan sosoknya sebagai binaragawan sekaligus penghibur.

Nasib memang hanya Tuhan yang tahu. Sosok Agung Hercules yang berbadan kekar tiba-tiba dikabarkan tengah dirawat di rumah sakit karena mengidap kanker otak. Bahkan, sejak Juni 2019, kanker yang menyerangnya sudah memasuki stadium empat. Raga Hercules seorang Agung Santoso yang semula perkasa ternyata tidak mampu lagi bertahan. Sempat keluar dari rumah sakit, kondisi Agung Hercules mendadak drop, hingga akhirnya mengembuskan nafas terakhir pada 1 Agustus 2019. (Herna )….Citizen Jurnalism