Iklan

,

Mendagri: Stabilitas Harga Komoditas Pokok Jaga Inflasi Oktober 2025 tetap Aman

Kabar Nusantara
Jumat, 07 November 2025, 14.34 WIB Last Updated 2025-11-07T07:34:00Z


Kabar Nusantara
- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, inflasi pada Oktober 2025 secara year on year (yoy) sebesar 2,86 persen masihi tetap aman, karena berada dalam kisaran target pemerintah, yakni 2,5 persen plus minus 1 persen.

"Artinya range yang ingin kita target, itulah 1,5 persen sampai 3,5 persen. (Inflasi) 2,86 persen masih pada posisi aman," kata Mendagri dalam keterangan resmi, Rabu (5/11/2025).

Menteri Tito menyebutkan, komoditas penyumbang tertinggi inflasi tahun ke tahun (yoy) pada Oktober 2025 adalah perhiasan, diikuti cabai merah, beras, tarif air minum, dan ikan segar.

Sementara komoditas penyumbang tertinggi inflasi secara bulanan (September ke Oktober) meliputi perhiasan, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan wortel. "Saat ini memang terjadi kenaikan harga emas tingkat internasional, dunia. Jadi, sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan sendiri karena ini menyangkut tren global," ujarnya.

Mendagri menegaskan,  terdapat tiga komponen pembentuk inflasi. Pertama, administered prices atau harga yang diatur pemerintah, seperti bahan bakar minyak (BBM), transportasi, dan air minum.

Kedua, volatile items yang harganya berfluktuasi, seperti bahan makanan, minuman, dan tembakau. Ketiga, core inflation atau inflasi inti, yaitu inflasi di luar harga yang diatur pemerintah dan di luar pangan. "Emas ini masuk core inflation. Di satu sisi menunjukkan ada daya beli masyarakat, mereka bisa membeli emas. Tetapi, di sisi lain, kalau terlalu bergejolak terus naik, itu akan mengakibatkan inflasi naik juga," kata mendagri.

Lebih lanjut, Tito Karnavian menyatakan,  pemerintah terus menjaga stabilitas pasukan dan harga komoditas bahan pokok masyarakat dengan menggulirkan kebijakan subsidi.

Mendagri juga menyoroti pentingnya kebijakan subsidi dalam menjaga daya beli dan inflasi, salah satunya melalui subsidi listrik yang manfaatnya dirasakan luas oleh masyarakat.

Mendagri turut mengimbau berbagai pihak untuk mewaspadai potensi kenaikan harga menjelang Hari Raya Natal 2025  dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Ia meminta pemerintah daerah tidak menaikkan tarif layanan, seperti air minum, karena berpotensi mendorong inflasi.

Selain itu, Mendagri menyampaikan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk menjaga stabilitas harga tiket transportasi jelang Nataru. "Kita akan komunikasi dengan Menteri Perhubungan dan airlines untuk tidak menaikkan sampai ke harga tertinggi," ujarnya.

Di samping itu, Menteri Tito menekankan pentingnya penguatan daya beli masyarakat melalui penyaluran bantuan sosial (bansos), serta pelaksanaan operasi pasar atau pasar murah agar harga pangan tetap stabil sebelum Nataru.

Sumber