Kabar Nusantara - Perkembangan teknologi digital telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang kesehatan. Revolusi digital yang merambah dunia kesehatan membuka banyak peluang baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan, mempercepat diagnosis, hingga mempermudah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan. Namun, seperti dua sisi mata uang, perubahan ini juga membawa tantangan tersendiri yang harus diantisipasi, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia. Bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi digital untuk membangun kesehatan masyarakat tanpa mengorbankan aspek kesetaraan, privasi, dan kualitas layanan?
Salah satu inovasi yang muncul di era digital adalah telemedicine. Telemedicine memungkinkan konsultasi kesehatan dilakukan secara daring, memudahkan masyarakat di daerah terpencil atau dengan mobilitas terbatas untuk mendapatkan layanan medis. Di tengah pandemi COVID-19, telemedicine menjadi pilihan utama bagi banyak orang untuk tetap mendapatkan perawatan tanpa harus mengunjungi fasilitas kesehatan. Ke depan, layanan ini memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menjadi salah satu pilar utama dalam sistem kesehatan kita.
Namun, dalam penerapannya, kita perlu memperhatikan masalah aksesibilitas. Di Indonesia, ketimpangan akses terhadap teknologi dan internet masih menjadi masalah serius. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa masih ada sekitar 12,4% penduduk Indonesia yang belum memiliki akses internet pada tahun 2023. Ini berarti, sebagian masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil, belum dapat memanfaatkan layanan telemedicine atau platform kesehatan digital lainnya. Oleh karena itu, selain mengembangkan teknologi kesehatan, pemerintah juga perlu mempercepat pembangunan infrastruktur digital yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
Selain telemedicine, penggunaan big data dalam bidang kesehatan juga menjadi tren global yang berpotensi membawa dampak positif bagi masyarakat. Melalui analisis data kesehatan secara besar-besaran, para ahli dapat memetakan tren penyakit, mengevaluasi efektivitas pengobatan, dan merancang kebijakan kesehatan yang lebih tepat sasaran. Namun, penggunaan big data juga menimbulkan kekhawatiran terkait privasi dan keamanan data. Dalam konteks kesehatan, data pasien adalah informasi yang sangat sensitif. Kebocoran data bisa berakibat fatal, baik bagi individu maupun institusi medis. Oleh karena itu, regulasi terkait perlindungan data kesehatan harus diperketat, dan para penyedia layanan kesehatan digital harus memprioritaskan keamanan siber dalam setiap layanannya.
Tidak kalah pentingnya, kita juga harus mengedukasi masyarakat tentang literasi digital kesehatan. Teknologi kesehatan yang canggih tidak akan memberikan dampak maksimal jika masyarakat tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Banyak orang, terutama di kalangan lansia atau mereka yang kurang terbiasa dengan teknologi, masih merasa asing dengan platform kesehatan digital. Pemerintah dan penyedia layanan kesehatan harus bekerja sama untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara memanfaatkan teknologi ini dengan benar. Kampanye literasi digital dapat dilakukan melalui media sosial, televisi, atau program penyuluhan di tingkat lokal.
Di sisi lain, perkembangan teknologi juga membuka peluang bagi masyarakat untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatannya. Berbagai aplikasi kesehatan memungkinkan kita memantau pola makan, aktivitas fisik, dan kualitas tidur secara mandiri. Ini merupakan langkah positif menuju terciptanya masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya kesehatan preventif. Namun, masyarakat juga harus dibekali dengan pemahaman yang benar mengenai informasi kesehatan yang mereka peroleh secara online. Salah satu tantangan di era digital adalah
disinformasi kesehatan yang sering kali beredar luas di internet, terutama melalui media sosial. Informasi palsu tentang obat-obatan, terapi alternatif, hingga bahaya vaksin dapat menyebar dengan cepat dan mempengaruhi keputusan kesehatan masyarakat. Untuk itu, media massa dan otoritas kesehatan harus lebih aktif dalam meluruskan informasi dan menyampaikan edukasi yang akurat kepada masyarakat.
Di masa depan, teknologi digital akan semakin mendominasi sektor kesehatan. Namun, untuk memastikan bahwa perkembangan ini membawa manfaat yang merata bagi seluruh masyarakat, kita perlu membangun infrastruktur yang kuat, meningkatkan literasi digital, serta menjaga keamanan data dan privasi. Teknologi kesehatan yang inklusif dan aman akan menjadi kunci bagi terciptanya sistem kesehatan yang tangguh dan mampu menghadapi tantangan-tantangan baru yang mungkin muncul di masa mendatang.
Pada akhirnya, teknologi hanyalah alat. Bagaimana kita memanfaatkannya dengan bijak untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, itulah yang menentukan masa depan kesehatan bangsa kita.
Penulis : Rika Aulia Maharani Siregar
Stambuk 24