Kabar Nusantara - Minggu, 17 November 2024, di Pendopo Agung Kabupaten Malang, diselenggarakan Lomba Tari dalam event Kreasi Budaya Bimantara Indonesia (KBBI) dengan tema Gala Lestari, Kakembangan Panji Aji Rogo. Acara ini bertujuan untuk melestarikan dan menghidupkan kembali warisan budaya Nusantara. Banyak seniman dan peserta dari kategori siswa/umum ikut meriahkan acara ini, salah satunya adalah Tari Jaripah dari nomor urut 8 kategori siswa. Tari ini berasal dari Banyuwangi dan diciptakan oleh Subari Sofyan pada tahun 2015. Tarian ini mengisahkan Jaripah, seorang pria gagah dan lembut yang berkelana di masyarakat Osing. Pesan moral yang disampaikan dalam tarian ini mengajarkan pentingnya berbuat baik dan mendekatkan diri kepada Tuhan, sekaligus memberikan nilai edukatif bagi generasi muda.
Tari Jaripah memadukan berbagai elemen, seperti gerakan, musik, dan properti, dengan harmonis. Kostum yang dipakai menggabungkan warna biru, emas, dan merah, menciptakan kesan elegan yang menggambarkan keagungan budaya Banyuwangi. Properti topeng barong menambah kekayaan visual dan memperkuat unsur tradisional. Gerakan yang energik dan anggun mencerminkan karakter Jaripah yang lembut dan tangguh. Iringan tembang tradisional Banyuwangi tidak hanya melengkapi estetika pertunjukan, tetapi juga memperkuat narasi tarian yang sarat pesan moral. Make-up para penari terlihat cantik, mempertegas ekspresi yang mendalam dan mendukung keindahan keseluruhan penampilan.
Tari Jaripah menghadirkan pengalaman estetika dan emosional yang kuat. Narasi yang dibagi dalam beberapa babak mengajak penonton untuk menyelami perjalanan Jaripah dan makna filosofis di balik setiap gerakan dan atribut. Setiap elemen, mulai dari kostum hingga musik, saling mendukung untuk menyampaikan pesan budaya dan moral yang relevan. Hal ini menjadikan Tari Jaripah sebagai karya seni yang menarik dan bermakna mendalam.
Namun, meskipun penampilan Tari Jaripah sudah mengesankan, terdapat beberapa kekurangan teknis yang perlu diperbaiki. Kekompakan antarpenari masih kurang optimal, dengan beberapa penari terlihat menoleh untuk menyesuaikan gerakan. Tempo gerakan yang tidak seragam menciptakan kesan kurang selaras, yang sedikit mengurangi estetika tarian secara keseluruhan. Meskipun properti dan kostum sudah sangat mendukung, tetapi untuk meningkatkan kualitas Tari Jaripah, penting bagi para penari untuk fokus pada peningkatan kekompakan dan keselarasan gerakan. Latihan berpasangan dan kelompok dengan menekankan sinkronisasi gerakan dapat membantu penari untuk lebih memahami timing dan jarak antarpenari. Penggunaan metronom dalam latihan dapat membantu menyamakan tempo gerakan, dimulai dengan gerakan yang lebih lambat dan bertahap dipercepat. Selain itu, latihan penggunaan properti topeng barong harus dilakukan secara rutin agar penari merasa lebih nyaman dan percaya diri saat mengenakannya, dengan memastikan kostum dan properti saling mendukung pergerakan. Simulasi panggung di lokasi pertunjukan juga sangat penting agar penari familiar dengan tata panggung dan posisi gerakan, serta memahami interaksi dengan properti. Dengan latihan intensif dan persiapan yang matang, Tari Jaripah dapat tampil lebih sempurna, memperkuat pesan moral yang ingin disampaikan, dan memberikan pengalaman estetika yang lebih mendalam bagi penonton.