Iklan

,

Tim PKM UNAIR Ciptakan Alat Deteksi Dini Penyakit Stroke dari Sampel Saliva

Kabar Nusantara
Rabu, 07 Agustus 2024, 09.19 WIB Last Updated 2024-08-07T02:19:49Z


Kabar Nusantara - Lima mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) ciptakan “CORTISCAN”, alat inovatif untuk deteksi dini penyakit stroke berbasis biomarker kortisol dari sampel saliva, dan berhasil meraih pendanaan PKM KC 2024. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia, dengan proyeksi peningkatan mampu mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030 (Kemenkes RI, 2018). Masalah ini menjadi tantangan kesehatan yang serius dan memerlukan upaya pencegahan serta deteksi dini. Menanggapi hal ini, lima mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) menciptakan CORTISCAN, alat deteksi dini stroke berbasis biomarker kortisol. 


Lima mahasiswa tersebut tidak lain adalah Melia (Kimia 2021), Amalia (Kimia 2021), Tsabita (Fisika 2021), Amar (Biologi 2021), dan Jazi (Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan 2021). Tim ini berhasil meraih pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) 2024. Kegiatan tersebut berlangsung di Surabaya, khususnya di Laboratorium Biokimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga selama tiga bulan, sejak Melia selaku ketua tim menjelaskan bahwa ide ini berasal dari riset yang menunjukkan kortisol sebagai hormon stres dalam tubuh yang bisa menjadi biomarker pendeteksi stroke. Deteksi dini stroke yang ada saat ini memerlukan waktu lama, biaya tinggi, dan terbatas, sehingga diperlukan solusi yang lebih efisien. CORTISCAN mampu mendeteksi kadar kortisol secara otomatis dan noninvasif menggunakan sampel saliva. Alat ini dirancang dengan sensor fotometri berbasis nanopartikel tembaga dengan AHMT sebagai stabilisator (CuNp-AHMT). 



Dengan alat ini, orang dengan kadar kortisol abnormal bisa lebih waspada terhadap kemungkinan serangan stroke. “Adanya CORTISCAN tentunya dapat menjadi solusi untuk mendeteksi dini stroke secara mudah dan cepat karena alat ini termasuk portable, serta dapat dipantau secara realtime melalui web monitoring," ujar Melia. Tim ini juga memberikan beberapa tips agar bisa berhasil dalam menjalani PKM. Mereka menekankan pentingnya mencari inovasi dengan nilai kebaruan yang sesuai dengan skema PKM, memilih anggota tim berdasarkan kebutuhan bidang ilmu, serta rajin melakukam konsultasi dengan dosen pembimbing. (aji)