Iklan

,

BNPB Pastikan Jalur Lintas Aceh–Medan Kembali Normal, Distribusi Bantuan Kian Lancar

Kabar Nusantara
Minggu, 28 Desember 2025, 22.34 WIB Last Updated 2025-12-28T15:34:54Z



Kabar Nusantara - Pemerintah terus mempercepat pemulihan wilayah terdampak banjir dan longsor di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Salah satu langkah krusial yang dilakukan adalah memastikan akses jalan utama kembali fungsional sehingga distribusi logistik bagi masyarakat terdampak dapat berjalan optimal.


Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Abdul Muhari, menegaskan bahwa upaya pemulihan pascabencana dilakukan secara intensif oleh tim gabungan pemerintah pusat dan daerah. Tim di lapangan bekerja tanpa mengenal waktu, termasuk pada malam hari dan akhir pekan, guna mempercepat pemulihan wilayah terdampak.


“Aktivitas penanganan di lapangan terus berjalan tanpa henti. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah bersama pemerintah daerah dan seluruh pihak terkait dalam mempercepat pemulihan pascabencana,” ujar Abdul Muhari saat menyampaikan perkembangan penanganan bencana, Sabtu (27/12/2025).


Ia menjelaskan bahwa akses jalan nasional di Sumatra Barat dan Sumatra Utara relatif telah pulih. Sementara di Aceh, perbaikan infrastruktur menunjukkan kemajuan signifikan. Dua jalur utama, yakni Lintas Barat dan Lintas Timur Aceh, kini kembali dapat difungsikan.


Untuk jalur Lintas Timur yang menghubungkan Banda Aceh–Medan, seluruh ruas jalan yang sebelumnya terputus telah kembali bisa dilalui. Jembatan Kuta Blang sebagai titik kritis terakhir bahkan telah resmi berfungsi penuh sejak Jumat (27/12/2025) siang. Dengan demikian, jalur strategis tersebut kini sepenuhnya fungsional untuk pergerakan masyarakat, barang, dan logistik.


Sementara itu, jalur Lintas Barat Aceh telah lebih dahulu beroperasi normal. Pemerintah masih melanjutkan pekerjaan perbaikan pada Lintas Tengah serta jalur penghubung Bireuen–Bener Meriah–Takengon–Gayo Lues–Kutacane, yang ditargetkan rampung secara bertahap hingga akhir Desember.


Berdasarkan data rekapitulasi Kementerian Pekerjaan Umum, penanganan kerusakan infrastruktur menunjukkan capaian yang tinggi. Penanganan titik longsor telah mencapai 89 persen, longsoran tebing 96 persen, longsoran sebagian badan jalan 75 persen, serta perbaikan jalan putus mencapai 80 persen.


“Satgas jembatan dan tim infrastruktur bekerja siang dan malam untuk memastikan target fungsionalitas jalan tercapai, tidak hanya di Aceh, tetapi juga di sejumlah wilayah Sumatra Utara dan Sumatra Barat,” imbuh Abdul Muhari.


Pulihnya akses jalan berdampak langsung pada percepatan distribusi logistik. Hingga saat ini, sebanyak 1.426 ton logistik telah masuk ke wilayah terdampak dan 1.402 ton di antaranya telah disalurkan kepada masyarakat, sementara sisanya disiapkan sebagai stok cadangan.


Di Aceh, distribusi logistik masih diperkuat melalui jalur udara dengan puluhan sortie penerbangan, khususnya ke wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah yang masih dipengaruhi kondisi cuaca. Adapun di Sumatra Utara dan Sumatra Barat, penyaluran bantuan semakin dioptimalkan melalui jalur darat seiring pulihnya akses jalan nasional. Pemerintah juga memastikan ketersediaan BBM dan LPG, termasuk melalui operasi pasar untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat terdampak.


Seiring membaiknya kondisi akses dan distribusi bantuan, pemerintah mulai menggeser penanganan dari fase tanggap darurat menuju transisi darurat. Hingga saat ini, sebanyak 19 kabupaten/kota di tiga provinsi telah menetapkan status transisi darurat, sementara empat daerah lainnya masih dalam proses penetapan.


Pada fase ini, kegiatan pencarian dan pertolongan tetap dilakukan secara selektif, bersamaan dengan persiapan rehabilitasi dan rekonstruksi awal, seperti pembangunan hunian sementara, pembersihan lingkungan, serta pemulihan infrastruktur dasar.

Sumber