Iklan

,

Menuju UMKM Tangguh: Pelatihan CPPOB dan Manajemen Usaha Produk Olahan Laut di Desa Kusamba

Kabar Nusantara
Senin, 01 September 2025, 17.14 WIB Last Updated 2025-10-19T10:17:28Z


Kabar Nusantara - Klungkung, Pengabdian kepada masyarakat terus digalakkan oleh kalangan akademisi dalam upaya memperkuat daya saing UMKM salah satunya di sektor pangan. Pada hari Minggu, 31 Agustus 2025, bertempat di Balai Pertemuan UMKM Ulam Sari Segara, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, telah terlaksana pelatihan dengan judul “Menuju UMKM Tangguh: Pelatihan CPPOB dan Manajemen Usaha Produk Olahan Laut”.


Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Ketua Tim Pengabdi, Dr. Ir. Dewa Ayu Anom Yuarini, S.TP., M.Agb., IPU, yang menegaskan bahwa dalam proses menuju sertifikasi CPPOB dan ijin edar oleh BPOM, pelaku UMKM perlu mempersiapkan banyak aspek, salah satunya tata letak fasilitas produksi dan penyimpanan produk yang sesuai standar. Hal tersebut menjadi langkah awal untuk memastikan keamanan pangan yang dihasilkan.


Senada dengan hal tersebut, anggota tim pengabdi Ir. Putu Julyantika Nica Dewi, S.TP., M.TP dalam paparannya menjelaskan bahwa Standarisasi Produk Olahan Laut melalui penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) harus memenuhi 18 klausul utama yaitu Lokasi, Bangunan, Fasilitas Sanitasi, Mesin & Peralatan, Bahan, Pengawasan Proses, Produk Akhir, Laboratorium, Karyawan, Pengemas, Label dan Keterangan Produk, Penyimpanan, Pemeliharaan & Program Sanitasi, Pengangkutan, Dokumentasi dan Pencatatan, Pelatihan, Penarikan Produk, dan Pelaksanaan Pedoman. Klausul ini menjadi pedoman wajib agar produk UMKM dapat lolos sertifikasi CPPOB dan mendapatkan ijin edar dari BPOM.


Selain aspek teknis CPPOB, materi tentang Manajemen Usaha UMKM disampaikan oleh Ni Luh Made Indah Murdyani Dewi, S.P., M.Agb. Ia menekankan pentingnya delapan aspek manajemen yang harus diperhatikan pelaku usaha, terutama manajemen keuangan. Menurutnya, pencatatan transaksi keluar maupun masuk sering kali diabaikan oleh pengelola UMKM, padahal hal ini krusial dalam pengembangan usaha yang berkelanjutan.

Para peserta tampak antusias mengikuti pelatihan. Mereka berharap kegiatan ini dapat menjadi bekal untuk berbenah, sehingga ke depannya mampu memperoleh sertifikasi CPPOB serta nomor izin edar dari BPOM. Ketua Tim Pengabdi kembali menegaskan bahwa kunci utama dalam proses sertifikasi adalah komitmen bersama antara ketua dan anggota kelompok. Dengan komitmen yang kuat, baik persyaratan teknis maupun dokumen mutu dapat disiapkan secara optimal.


Menariknya, setelah pemaparan materi CPPOB, peserta juga diajak melakukan praktik higiene dan sanitasi karyawan, salah satunya mencuci tangan dengan benar sesuai delapan langkah menggunakan air mengalir dan sabun. Untuk menguji efektivitas cuci tangan, digunakan bubuk fosfor glow in the dark yang disimulasikan sebagai kotoran pada tangan. Tangan kemudian diperiksa dengan senter ultraviolet (UV) untuk melihat sisa kontaminan. Hasil praktik ini memberikan pemahaman nyata kepada peserta mengenai pentingnya kebersihan dalam menjamin keamanan pangan.


Sebagai bentuk dukungan keberlanjutan, tim pengabdi juga menyerahkan bantuan peralatan produksi kepada UMKM, meliputi mesin pengaduk abon, mesin spinner, digital food meat probe thermometer, termometer digital infrared, timbangan digital waterproof, meja dapur stainless, dan meja sink wastafel stainless. Seluruh peralatan yang diberikan telah memenuhi standar peralatan produksi sesuai CPPOB, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi sekaligus menjamin mutu serta keamanan pangan produk abon ikan yang dihasilkan.


“Kami berharap peralatan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas produksi dan memperkuat posisi UMKM dalam menghadapi persaingan pasar,” ujar Ketua Tim Pengabdi menutup kegiatan.


Terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Tahun Anggaran 2025 sebagai pemberi dana kegiatan Pengabdian Berbasis Masyarakat.