Iklan

,

Terapkan SDGS Poin 15, Mahasiswa KKN Tim II UNDIP Membuat Biopori Guna Pengurang Sampah Organik dan Pencegah Genangan Banjir

Kabar Nusantara
Senin, 07 Agustus 2023, 17.28 WIB Last Updated 2023-08-07T10:29:28Z



Kabar Nusantara - Tambakboyo, Klaten (01/08/2023) Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro melakukan kegiatan program kerja monodisiplin pembuatan biopori sebagai edukasi lingkungan sesuai dengan SDGS poin 15 yaitu ekosistem darat. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota Kelompok Wanita Tani di Desa Tambakboyo, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Adanya permasalahan mengenai sampah organik yang belum dimanfaatkan dengan baik dan mengantisipasi adanya kelebihan air pada musim penghujan, maka perlunya adanya pembuatan biopori. Pembuatan biopori dilakukan di kebun milik Kelompok Wamita Tani.

Lubang resapan biopori merupakan lubang yang dibuat secara tegak lurus (vertikal) ke dalam tanah, dengan diameter 10 – 25 cm dan kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Manfaat yang didapatkan dengan adanya biopori yakni mengurangi sampah organik, menyuburkan tanah, mempengaruhi jmlah air tanah, dan mencegah terjadinya banjir.


Proses pembuatannya sangat mudah dengan menyiapkan alat dan bahan yakni : bor tanah, pipa pvc dan penutup, sampah organik serta air. Langkah-langkah pembuatannya yang pertama melubangi pipa PVC yang telah dibuat, setelah pipa PVC dilubangi kemudian menentukan tempat yang akan dijadikan tempat pembuatan, lokasi yang baik sebaiknya ditempat terbuka agar air hujan dapat dengan masuk ke dalam lubang resapan biopori, kemudian menggali tanah menggunakan bor tanah atau dapat menggunakan linggis, setelah tanah dilubangi masukkan pipa PVC yang telah dilubangi kemudian isi pipa PVC dengan sampah organik setelah itu tutup pipa PVC. 


Proses perawatan biopori yakni kita dapat mengisi lubang biopori dengan sampah organik secara bertahap setiap lima hari sekali sampai lubang terisi penuh dengan sampah. Lubang resapan biopori yang sudah terisi penuh dengan sampah dapat kita biarkan selama tiga bulan agar sampah tersebut nantinya menjadi kompos. Setelah tiga bulan, angkat kompos yang sudah jadi dari lubang biopori, dan lubang siap diisi kembali dengan sampah yang baru. Kompos pun siap digunakan untuk memupuk tanaman yang ada di halaman rumah.


Hasil dari kegiatan ini yakni pembuatan booklet mengenai biopori dan adanya pelatihan pembuatan biopori. Dengan adanya pelatihan pembuatan biopori diharapkan sampah organik dapat dimanfaatkan dengan baik yakni dapat dijadikan pupuk kompos serta mengantisipasi jika terdapat kelebihan air pada musim penghujan di Desa Tambakboyo. Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari anggota Kelompok Wanita Tani ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan. 


Penulis : Sintia Khoirunnisa
Jurusan/Fakultas : Teknik Lingkungan/ Teknik
Lokasi KKN : Desa Tambakboyo, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten