Iklan

,

Ada Ruang Sahabat untuk Anak-anak Korban Gempa Lombok

Kabar Nusantara
Kamis, 10 Januari 2019, 21.20 WIB Last Updated 2019-01-10T14:38:43Z
Jakarta - Wahana Visi Indonesia (WVI) telah membangun Ruang Sahabat Anak (RSA) di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur dan membagikan perlengkapan anak, keluarga, dan sekolah untuk anak-anak korban gempa di Lombok Utara dan Timur, Rabu (8/8/2018).


Lebih dari 200 orang anak ikut terlibat dalam kegiatan bermain bersama. Kegiatan RSA ini akan dilakukan juga di 5 dusun di Kecamatan Sembalun yaitu di lainnya juga akan dilakukan di 5 dusun lainnya, yakni yakni Dusun Karya, Dusun Bawak Nao Lauk, Dusun Daya, Dusun Lelongken, dan Dusun Sajang.

“Dengan adanya RSA, anak-anak dapat bermain dan merasa terhibur sejenak dari rasa ketakutan.Kami memberikan dampingan untuk kondisi psikis mereka. Anak-anak kami ajak bermainbersama dan belajar bersama. Dalam waktu ke depan, kami akan melatih calon fasilitator RSAdari wilayah ini dan berdiskusi dengan pemerintah lokal untuk implementasi RSA dalam jangkapanjang. Nantinya RSA juga akan berada di Lombok Utara,” ujar Nelly Sembiring, Staff AhliPerlindungan Anak WVI.

Muhammad Wildah, warga di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur senang dengan adanya RSA yang diadakan oleh WVI, karena menolong anak-anak untuk dapat bermain dan belajar. "Saat gempa terjadi, saya sedang salat bersama masyarakat dan anak-anak. Anak-anak histeris,menangis, dan saling berpelukan. Sekolah pun diliburkan hingga waktu yang belum ditentukan,sehingga saat ini anak-anak hanya dapat berkegiatan di sekitar posko dan lokasi. Anak-anakmembutuhkan buku bacaan dan buku-buku untuk menunjang belajar,"ujar Wildah.

Melihat kebutuhan yang ada di lapangan, WVI berencana melakukan respons tanggap darurat selama 90 hari yang dimulai sejak 31 Juli 2018 dengan berfokus pada pendampingan psikososial anak melalui RSA, pembagian keperluan keluarga, anak dan keperluan sekolah seperti terpal, tikar, selimut, perlengkapan mandi, dan alat tulis sekolah, serta penyediaan fasilitas sanitasi dan air bersih.

Lebih dari 131 orang meninggal dunia dan lebih dari 156.000 orang masih tinggal di pengungsian pasca gempa 7 magnitudo yang mengguncang Lombok pada Minggu 5 Agustus 2018. Anak-anak menjadi salah satu pihak yang paling terkena dampak dari kejadian ini. Sebagian besar dari mereka tidak bisa sekolah dan hidup di pengungsiang dengan fasilitas yang terbatas.